JIKA dalam dunia hiburan pop di AS ada penghargaan piala Oscar dan Grammy yang dianugerahkan kepada insan-insan berprestasi dalam dunia perfilman dan musik, maka dalam dunia jurnalismenya (terutama jurnalisme cetak) ada satu penghargaan yang dianggap sangat prestisius dan sering menjadi incaran serius para jurnalis negara adikuasa tersebut. Bahkan untuk menyajikan tulisan yang ditujukan untuk meraih penghargaan ini, sang jurnalis rela mengorbankan apa saja sampai berani meresikokan nyawa mereka terutama saat turun dalam peliputan-peliputan di wilayah yang sedang dilanda perang dan konflik tensi tinggi.
Penghargaan bergengsi ini tak lain adalah penghargaan Pulitzer (Pulitzer Prize). Selain diberikan untuk pencapaian tertinggi dalam jurnalisme, Pulitzer juga diberikan dalam bidang sastra dan gubahan musik. Penghargaan tahunan ini pertama kali diadakan pada 4 Juni 1917, dan sejak beberapa waktu lalu, diumumkan setiap bulan April.
Penerima penghargaan ini dipilih oleh sebuah dewan independen yang secara resmi diatur oleh Columbia University Graduate School of Journalism (Sekolah Jurnalisme Universitas Columbia) di Amerika Serikat. Penghargaan Pulitzer digagas pertama kali pada akhir abad ke-19 oleh Joseph Pulitzer, seorang jurnalis dan penerbit surat kabar warga AS yang lahir di Hungaria.
Biografi Joseph Pulitzer
Joseph Pulitzer lahir tanggal 10 April 1847 di Makó, Hungaria. Awalnya ia meniti karir sebagai seorang tentara di Kerajaan Austria. Namun tak lama setelahnya ia diberhentikan karena masalah kesehatan. Pulitzer kemudian beremigrasi ke AS pada 1884 dan menjadi anggota ketentaraan yang berdinas dalam Perang Sipil Amerika (1861-1865).
Karir Jurnalis
Usai perang ia menetap di St. Louis, Missouri dan bekerja sebagai wartawan di sebuah koran harian berbahasa Jerman, Westliche Post. Setelah itu ia bergabung dengan Partai Republik dan berhasil terpilih sebagai anggota dewan di negara bagian Missouri pada 1869. Akan tetapi setelah gagal mengusung Horace Greeley sebagai presiden AS pada pemilu masa itu, Partai Republik mengalami kemunduran. Pulitzer pun loncat ke Partai Demokrat.
Pada 1872, Pulitzer membeli surat kabar Post seharga USD 3.000 dan setahun kemudian ia menjual surat kabar itu dengan harga berlipat. Pada 1879, ia membeli surat kabar St. Louis Dispatch dan St. Louis Post yang kemudian digabungkannya menjadi satu dengan nama St. Louis Post-Dispatch yang kemudian dirubah namanya lagi menjadi koran St. Louis saja. Di masa inilah, Pulitzer meraih kesuksesan besar dan berhasil mengumpulkan harta kekayaannya.
Tahun 1882, Pulitzer mengakuisisi surat kabar New York World. Setelah dikelolanya, surat kabar yang semula telah mengalami defisit USD 40.000 berubah total dengan meraup untung sejumlah USD 346.000 dalam setahun. Hal ini bisa terjadi karena Pulitzer merombak habis-habisan arah pemberitaan surat kabar tersebut. Pulitzer mengisi New York World dengan sajian-sajian berita human-interest, skandal, gosip dan berita-berita sensasional lainnya di mana pada masa itu gebrakan ini belum dilakukan oleh media-media lain. Pada 1885, Pulitzer terpilih sebagai anggota DPR AS (House of Representatives). Namun sayangnya beberapa bulan kemudian ia mengundurkan diri.
Tahun 1887, Pulitzer merekrut seorang jurnalis terkenal AS masa itu, Nellie Bly untuk memperkuat redaksi New York World. Sebelumnya di tahun 1895, surat kabar ini semakin menjulang popularitasnya karena untuk pertama kali dalam sejarah pers menyajikan serial komik berwarna (komik The Yellow Kid karya Richard F. Outcault). Oplah koran pun kian menggelembung dari 15.000 menjadi 600.000 eksemplar per hari yang membuatnya menjadi surat kabar terbesar AS pada masa itu.
Jurnalisme Kuning (Koran Kuning)
Tahun 1895, surat kabar New York World mendapat pesaing baru yaitu surat kabar New York Journal yang dimiliki oleh William Randolph Hearst. Sejak tahun 1895 hingga 1898 terjadi persaingan hebat antara surat kabar New York World milik Pulitzer dan New York Journal milik Hearst. Kedua media ini saling menabuh genderang perang dengan menyajikan berita-berita bombastis, sensasional dan kontroversial dengan tujuan utama peningkatan oplah. Persaingan sengit ini kemudian dikenal dengan istilah jurnalisme/koran kuning. Istilah ini diberikan oleh kalangan pers AS karena kedua koran tersebut sering menyajikan berita murahan untuk mencari sensasi dan menarik minat pembaca. Selain itu, keduanya juga sama-sama memuat serial komik The Yellow Kid (Bocah Kuning).
Akibat terlalu sering mempraktekkan jurnalisme kuning, Joseph Pulitzer pernah diseret ke meja hijau atas tuduhan pencemaran nama baik Presiden AS (waktu itu) Theodore Roosevelt dan pengusaha besar J. P. Morgan. Pada tahun 1909, surat kabar New York World memberitakan adanya transaksi palsu senilai USD 40 juta dolar dalam pembelian Terusan Panama yang melibatkan dua orang penting tersebut. Beruntung dalam persidangan, hakim membebaskannya dari segala tuduhan atas dasar kebebasan pers.
Sumbangsih pendidikan
Tahun 1892, Joseph Pulitzer menawarkan uang sejumlah USD 2 juta ke Universitas Columbia, AS untuk mendirikan sekolah jurnalis pertama. Awalnya, tawaran itu ditolak pihak universitas karena menganggap Pulitzer mungkin punya motif tertentu. Akan tetapi setelah terjadi pergantian pimpinan universitas, barulah tawaran itu mulai dipertimbangkan. Namun pendirian sekolah jurnalisme ini baru benar-benar direalisasikan pada tahun 1912 setelah Pulitzer mangkat. Bagaimanapun, di saat menanti kepastian pendirian sekolah jurnalisme di Universitas Columbia, Pulitzer telah berhasil mendirikan sekolah serupa di Universitas Missouri.
Joseph Pulitzer meninggal tahun 1911 di atas kapal pesiar peristirahatannya yang sedang berlabuh di Charleston, South Carolina. Ia kemudian dimakamkan di Bronx, New York.
Penghargaan bergengsi ini tak lain adalah penghargaan Pulitzer (Pulitzer Prize). Selain diberikan untuk pencapaian tertinggi dalam jurnalisme, Pulitzer juga diberikan dalam bidang sastra dan gubahan musik. Penghargaan tahunan ini pertama kali diadakan pada 4 Juni 1917, dan sejak beberapa waktu lalu, diumumkan setiap bulan April.
Penerima penghargaan ini dipilih oleh sebuah dewan independen yang secara resmi diatur oleh Columbia University Graduate School of Journalism (Sekolah Jurnalisme Universitas Columbia) di Amerika Serikat. Penghargaan Pulitzer digagas pertama kali pada akhir abad ke-19 oleh Joseph Pulitzer, seorang jurnalis dan penerbit surat kabar warga AS yang lahir di Hungaria.
Biografi Joseph Pulitzer
Joseph Pulitzer lahir tanggal 10 April 1847 di Makó, Hungaria. Awalnya ia meniti karir sebagai seorang tentara di Kerajaan Austria. Namun tak lama setelahnya ia diberhentikan karena masalah kesehatan. Pulitzer kemudian beremigrasi ke AS pada 1884 dan menjadi anggota ketentaraan yang berdinas dalam Perang Sipil Amerika (1861-1865).
Karir Jurnalis
Usai perang ia menetap di St. Louis, Missouri dan bekerja sebagai wartawan di sebuah koran harian berbahasa Jerman, Westliche Post. Setelah itu ia bergabung dengan Partai Republik dan berhasil terpilih sebagai anggota dewan di negara bagian Missouri pada 1869. Akan tetapi setelah gagal mengusung Horace Greeley sebagai presiden AS pada pemilu masa itu, Partai Republik mengalami kemunduran. Pulitzer pun loncat ke Partai Demokrat.
Pada 1872, Pulitzer membeli surat kabar Post seharga USD 3.000 dan setahun kemudian ia menjual surat kabar itu dengan harga berlipat. Pada 1879, ia membeli surat kabar St. Louis Dispatch dan St. Louis Post yang kemudian digabungkannya menjadi satu dengan nama St. Louis Post-Dispatch yang kemudian dirubah namanya lagi menjadi koran St. Louis saja. Di masa inilah, Pulitzer meraih kesuksesan besar dan berhasil mengumpulkan harta kekayaannya.
Tahun 1882, Pulitzer mengakuisisi surat kabar New York World. Setelah dikelolanya, surat kabar yang semula telah mengalami defisit USD 40.000 berubah total dengan meraup untung sejumlah USD 346.000 dalam setahun. Hal ini bisa terjadi karena Pulitzer merombak habis-habisan arah pemberitaan surat kabar tersebut. Pulitzer mengisi New York World dengan sajian-sajian berita human-interest, skandal, gosip dan berita-berita sensasional lainnya di mana pada masa itu gebrakan ini belum dilakukan oleh media-media lain. Pada 1885, Pulitzer terpilih sebagai anggota DPR AS (House of Representatives). Namun sayangnya beberapa bulan kemudian ia mengundurkan diri.
Tahun 1887, Pulitzer merekrut seorang jurnalis terkenal AS masa itu, Nellie Bly untuk memperkuat redaksi New York World. Sebelumnya di tahun 1895, surat kabar ini semakin menjulang popularitasnya karena untuk pertama kali dalam sejarah pers menyajikan serial komik berwarna (komik The Yellow Kid karya Richard F. Outcault). Oplah koran pun kian menggelembung dari 15.000 menjadi 600.000 eksemplar per hari yang membuatnya menjadi surat kabar terbesar AS pada masa itu.
Jurnalisme Kuning (Koran Kuning)
Tahun 1895, surat kabar New York World mendapat pesaing baru yaitu surat kabar New York Journal yang dimiliki oleh William Randolph Hearst. Sejak tahun 1895 hingga 1898 terjadi persaingan hebat antara surat kabar New York World milik Pulitzer dan New York Journal milik Hearst. Kedua media ini saling menabuh genderang perang dengan menyajikan berita-berita bombastis, sensasional dan kontroversial dengan tujuan utama peningkatan oplah. Persaingan sengit ini kemudian dikenal dengan istilah jurnalisme/koran kuning. Istilah ini diberikan oleh kalangan pers AS karena kedua koran tersebut sering menyajikan berita murahan untuk mencari sensasi dan menarik minat pembaca. Selain itu, keduanya juga sama-sama memuat serial komik The Yellow Kid (Bocah Kuning).
Akibat terlalu sering mempraktekkan jurnalisme kuning, Joseph Pulitzer pernah diseret ke meja hijau atas tuduhan pencemaran nama baik Presiden AS (waktu itu) Theodore Roosevelt dan pengusaha besar J. P. Morgan. Pada tahun 1909, surat kabar New York World memberitakan adanya transaksi palsu senilai USD 40 juta dolar dalam pembelian Terusan Panama yang melibatkan dua orang penting tersebut. Beruntung dalam persidangan, hakim membebaskannya dari segala tuduhan atas dasar kebebasan pers.
Sumbangsih pendidikan
Tahun 1892, Joseph Pulitzer menawarkan uang sejumlah USD 2 juta ke Universitas Columbia, AS untuk mendirikan sekolah jurnalis pertama. Awalnya, tawaran itu ditolak pihak universitas karena menganggap Pulitzer mungkin punya motif tertentu. Akan tetapi setelah terjadi pergantian pimpinan universitas, barulah tawaran itu mulai dipertimbangkan. Namun pendirian sekolah jurnalisme ini baru benar-benar direalisasikan pada tahun 1912 setelah Pulitzer mangkat. Bagaimanapun, di saat menanti kepastian pendirian sekolah jurnalisme di Universitas Columbia, Pulitzer telah berhasil mendirikan sekolah serupa di Universitas Missouri.
Joseph Pulitzer meninggal tahun 1911 di atas kapal pesiar peristirahatannya yang sedang berlabuh di Charleston, South Carolina. Ia kemudian dimakamkan di Bronx, New York.
Penghargaan/Hadiah Pulitzer
Acara penganugerahan Pulitzer pertama kali digelar setahun setelah Joseph Pulitzer meninggal yaitu pada tanggal 4 Juni 1917. Ini merupakan warisan terpenting Pulitzer dalam dunia pers. Setiap tahun ada duapuluh satu jenis kategori penghargaan yang diberikan. Di mana duapuluh orang/pihak pemenang berhak atas uang sejumlah USD 10.000 dan sertifikat. Sedangkan pemenang utama mendapat medali emas. Pemenang utama biasanya bukanlah individu melainkan sebuah institusi pers (surat kabar).
Kategori Penghargaan
Kategori-kategori yang masuk dalam penilaian penghargaan Pulitzer adalah yang berkaitan dengan jurnalisme, seni dan kesusastraan. Sayangnya yang berhak mengikuti kontes penghargaan Pulitzer hanya para insan pers yang berkarir dalam media cetak terbitan AS.
Penghargaan Pulitzer dalam bidang jurnalisme antara lain: kategori media pelayanan publik, peliputan berita breaking news, peliputan investigasi, peliputan eksplanatori (yang membutuhkan penguasaan bidang tertentu), peliputan lokal, peliputan nasional, peliputan internasional, penulisan berita fitur, penulisan editorial, kartun editorial, komentar, kritik, fotografi fitur dan fotografi breaking news.
Sedangkan dalam bidang kesusastraan dan drama ada enam penghargaan yaitu: Karya Fiksi, Drama, Sejarah, Biografi atau Otobiografi, Puisi, Non-fiksi.
Untuk bidang musik ada satu penghargaan yaitu: karya musik asli yang ditampilkan dan direkam pertama kali di AS.
Selain penghargaan-penghargaan di atas ada pula sejumlah penghargaan khusus lainnya dan beasiswa bagi empat orang mahasiswa lulusan terbaik sekolah jurnalisme.
Penulis-penulis terkenal yang pernah meraih Penghargaan Pulizer:
Margaret Mitchell, Saul Bellow, Ernest Hemingway, Eudora Welty, Harper Lee, William Faulkner, Toni Morrison, Robert Frost, Roger Ebert, Tennessee Williams, Arthur Miller, Stephen Sondheim, Margaret Leech, David McCullough, Norman Mailer, John Updike, Booth Tarkington, dan Eugene O'Neill.
Mengalah oleh zaman
Dalam satu dekade terakhir, Dewan Penghargaan Pulitzer mengabaikan keberadaan media online dengan membatasi mereka untuk menerima penghargaan yang mereka berikan.
Baru sekitar tahun 2006, konten versi online dari perusahaan surat kabar cetak diperbolehkan ikut ambil bagian. Sementara konten media online murni hanya diberi jatah dua kategori saja, yaitu penghargaan peliputan berita breaking news, dan fotografi breaking news.
Setelah melalui berbagai pertimbangan, akhirnya Dewan Penghargaan Pulitzer mengalah oleh zaman dengan mengijinkan media online (AS) untuk ikut serta dalam kompetisi mendapatkan penghargaan jurnalistik Pulitzer. Langkah bersejarah ini dicatat pada tanggal 8 Desember 2008. Lalu kapan giliran media online (internasional) seperti blog? Mudah-mudahan dalam waktu dekat.
Acara penganugerahan Pulitzer pertama kali digelar setahun setelah Joseph Pulitzer meninggal yaitu pada tanggal 4 Juni 1917. Ini merupakan warisan terpenting Pulitzer dalam dunia pers. Setiap tahun ada duapuluh satu jenis kategori penghargaan yang diberikan. Di mana duapuluh orang/pihak pemenang berhak atas uang sejumlah USD 10.000 dan sertifikat. Sedangkan pemenang utama mendapat medali emas. Pemenang utama biasanya bukanlah individu melainkan sebuah institusi pers (surat kabar).
Kategori Penghargaan
Kategori-kategori yang masuk dalam penilaian penghargaan Pulitzer adalah yang berkaitan dengan jurnalisme, seni dan kesusastraan. Sayangnya yang berhak mengikuti kontes penghargaan Pulitzer hanya para insan pers yang berkarir dalam media cetak terbitan AS.
Penghargaan Pulitzer dalam bidang jurnalisme antara lain: kategori media pelayanan publik, peliputan berita breaking news, peliputan investigasi, peliputan eksplanatori (yang membutuhkan penguasaan bidang tertentu), peliputan lokal, peliputan nasional, peliputan internasional, penulisan berita fitur, penulisan editorial, kartun editorial, komentar, kritik, fotografi fitur dan fotografi breaking news.
Sedangkan dalam bidang kesusastraan dan drama ada enam penghargaan yaitu: Karya Fiksi, Drama, Sejarah, Biografi atau Otobiografi, Puisi, Non-fiksi.
Untuk bidang musik ada satu penghargaan yaitu: karya musik asli yang ditampilkan dan direkam pertama kali di AS.
Selain penghargaan-penghargaan di atas ada pula sejumlah penghargaan khusus lainnya dan beasiswa bagi empat orang mahasiswa lulusan terbaik sekolah jurnalisme.
Penulis-penulis terkenal yang pernah meraih Penghargaan Pulizer:
Margaret Mitchell, Saul Bellow, Ernest Hemingway, Eudora Welty, Harper Lee, William Faulkner, Toni Morrison, Robert Frost, Roger Ebert, Tennessee Williams, Arthur Miller, Stephen Sondheim, Margaret Leech, David McCullough, Norman Mailer, John Updike, Booth Tarkington, dan Eugene O'Neill.
Mengalah oleh zaman
Dalam satu dekade terakhir, Dewan Penghargaan Pulitzer mengabaikan keberadaan media online dengan membatasi mereka untuk menerima penghargaan yang mereka berikan.
Baru sekitar tahun 2006, konten versi online dari perusahaan surat kabar cetak diperbolehkan ikut ambil bagian. Sementara konten media online murni hanya diberi jatah dua kategori saja, yaitu penghargaan peliputan berita breaking news, dan fotografi breaking news.
Setelah melalui berbagai pertimbangan, akhirnya Dewan Penghargaan Pulitzer mengalah oleh zaman dengan mengijinkan media online (AS) untuk ikut serta dalam kompetisi mendapatkan penghargaan jurnalistik Pulitzer. Langkah bersejarah ini dicatat pada tanggal 8 Desember 2008. Lalu kapan giliran media online (internasional) seperti blog? Mudah-mudahan dalam waktu dekat.
Posting Komentar